Installasi FreeBSD 6.1

By ajan9_bdw
Created By : Ahmad Ismail Marzuki (hicteam@gmail.com)

FreeBSD adalah keluarga dari sistem operasi BSD, yang merupakan salah satu versi UNIX yang dikembangkan di Universitas California

pertama kali pada tahun 1993. Sistem operasi BSD lainnya selain FreeBSD adalah OpenBSD (www.openbsd.org), NetBSD (www.netbsd.org), DesktopBSD dan PcBSD. Dua yang disebutkan terakhir adalah versi grafis dari FreeBSD.

Tujuan instalasi kali ini adalah untuk memasang sistem operasi FreeBSD 6.1 Release pada sebuah sistem komputer. Pada d

asarnya, FreeBSD dapat diinstal pada berbagai macam platform mesin, seperti x86 (Intel Pentium dan AMD Athlon 32 bit), IA64/AMD64 (Intel dan AMD 64 bit), UltraSPARC, DEC Alpha/AXP, namun pada percobaan ini hanya difokuskan pada platform x86, karena jenis mesin inilah yang paling umum digunakan.

Instalasi FreeBSD ini dilakukan pada sebuah komputer yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

  • Prosesor Intel Pentium III 500 MHz
  • Memori Visipro SDRAM 256 MB
  • Harddisk Maxtor 20 GB
  • VGA OnBoard
  • CDROM LG 52x
  • Dua buah Lan Card Realtek

Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan tentu saja FreeBSD-RELEASE-6.1 yang dapat di-dowload melalui alamat website http://ftp.id.freebsd.org/ISO-IMAGES-i386/6.1/.

Software FreeBSD ini dilepas dengan lisensi GPL alias gratis.

Ada lima file yang terdapat di website tersebut, antara lain:

  • 6.1-RELEASE-i386-bootonly.iso (hanya untuk booting)
  • 6.1-RELEASE-i386-disc1.iso (CD1)
  • 6.1-RELEASE-i386-disc2.iso (CD2)
  • CHECKSUM.MD5 (untuk memeriksa integritas data hasil download)
  • CHECKSUM.SHA256 (sama dengan checksum.md5)

SHA1SUM, Mengecek Integritas File Hasil Download

Sumber: Fedora Core 4 (Red Hat Linux) Karangan Sto Jasakom.

Setelah mendownload file ISO yang melelahkan, tugas Anda selanjutnya adalah berdoa sesuai keyakinan masing-masing dan berharap bahwa file yang telah Anda download tidak mengalami kerusakan. Kerusakan sangat sering terjadi karena proses download yang tidak sempurna sehingga file yang Anda download isinya tidak sama dengan file asli.

Untuk memastikan bahwa file .ISO yang telah Anda download tidak mengalami kerusakan, maka sangat-sangat disarankan untuk memeriksa file terebut terlebih dahulu karena sesuai kata pepatah, menyesal kemudian tiada gunanya. Ketika Anda menginstall dari sebuah paket yang rusak, bisa saja proses installasi berhasil tapi sistem operasi Anda akan terus memberikan masalah-masalah yang tiada habisnya.

Caranya adalah dengan mendownload juga file CHECKSUM.MD5 yang hampir pasti selalu disertakan oleh situs tempat Anda mendownload. File CHECKSUM.MD5 yang menyertai FreeBSD 6.1 Release berisi text sebagai berikut :

MD5 (6.1-RELEASE-i386-bootonly.iso) = 11bb7fb4d2a781238008945f6bf65a4e
MD5 (6.1-RELEASE-i386-disc1.iso) = cf1ce4ba48d664ce3977108a18ced6b8
MD5 (6.1-RELEASE-i386-disc2.iso) = bc0f4a32a64e00c7cbfb839e6d5772f3

Jangan kaget dan jangan bingung, saya tidak meminta Anda memahami karakter-karakter yang seperti sampah ini. Angka-angka ini dibuat dengan perhitungan-perhitungan tertentu yang bisa Anda gunakan untuk memastikan bahwa file yang telah di download tidak mengalami kerusakan atau perubahan.

Cara membacanya adalah, file 6.1-RELEASE-i386-disc1.iso akan menghasilkan nilai cf1ce4ba48d664ce3977108a18ced6b8 jika dihitung dengan perhitungan sha1sum. Seandainya hasil perhitungan berbeda dengan angka ini, maka file 6.1-RELEASE-i386-disc1.iso sudah bisa dipastikan rusak atau telah diubah. Saran saya, sebaiknya Anda mendownload ulang karena file tersebut telah rusak.

Untuk keperluan pengecekan ini, saya mendownload file sha1sum.exe dari situs ftp://ftp.gnupg.org/gcrypt/binary/sha1sum.exe.

E:\Data\program>sha1sum.exe 6.1-RELEASE-i386-disc1.iso cf1ce4ba48d664ce3977108a18ced6b8 6.1-RELEASE-i386-disc1.iso

Program sha1sum ini memang masih sangat sederhana dan tidak bisa mencocokkannya secara langsung dengan file text CHECKSUM.MD5 dan mengharuskan Anda mencocokkannya secara manual. Kini Anda bisa mengecek semua file yang telah di download dan mencocokkannya dengan perhitungan sha1sum sebelum melakukan proses burning ke CD.

Selanjutnya…

Yang diperlukan dalam proses instalasi ini adalah CD1, sedangkan CD2 berisi aplikasi tambahan. Namun, dalam proses instalasi ini dan selanjutnya aplikasi tambahan akan diinstall melalui Internet, karena melalui Internet akan didapatkan versi yang terbaru.

Jika image CD1 FreeBSD telah didownload, dan dibakar ke dalam CD. Maka tahapan selanjutnya adalah mengatur komputer agar bisa booting melalui CD.

Booting dari CDROM

1. Hidupkan komputer, setelah ada tampilan di layar, tekan opsi tombol untuk masuk ke BIOS (Basic Input Output System). Biasanya dengan menekan tombol F2, F10, Del, atau Alt+S. Gunakan tombol kunci untuk masuk ke BIOS yang nampak pada layar komputer. Dalam beberapa kasus, komputer menampilkan gambar ketika berjalan, tekan ESC untuk menghilangkan gambar tersebut dan lihat informasi yang dibutuhkan untuk masuk ke BIOS.

2. Carilah pengaturan yang mengendalikan perangkat mana yang akan pertama kali booting saat komputer hidup. Biasanya diberi label “Boot Order” atau “Boot Device Priority” dan kebanyakan BIOS akan menampilkan daftar dari perangkat seperti Floppy, CDROM, Harddisk, dan lain-lain.

3. Untuk dapat booting melalui CDROM, pastikan urutan perangkat yang pertama kali booting adalah CDROM.

4. Simpan perubahan yang dilakukan dan keluar dari BIOS. Maka komputer akan reboot. Untuk itu masukan CD1 sebelum komputer reboot.

Proses Instalasi Awal

Setelah memastikan bahwa booting awal komputer melalui CDROM, selanjutnya sistem FreeBSD akan mulai berjalan. Dan menampilkan pesan sebagai berikut.

CD Loader 1.2

Building the boot loader arguments
Looking up /BOOT/LOADER... Found
Relocating the loader and the BTX
Starting the BTX loader

BTX loader 1.00 BTX version is 1.01
Consoles: internal video/keyboard
BIOS CD is cd0
BIOS drive A: is disk0
BIOS drive C: is disk1
BIOS 638kB/161728kB available memory

FreeBSD/i386 bootstrap loader, Revision 1.1
(root@opus.cse.bufallo.edu, Sun May 7 03:20:03 UTC 2006)
Loading /boot/defaults/loader.conf
/boot/kernel/kernel text =0x4c8c74 ... _


Hal tersebut menandakan bahwa BTX loader mulai dijalankan. BTX loader merupakan boot loader-nya dari FreeBSD. Dan selanjutnya akan muncul menu seperti pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Menu Instalasi FreeBSD

Berikut ini penjelasan dari beberapa pilihan menu diatas:

  1. Boot FreeBSD [default], artinya booting FreeBSD dengan bawaan asli dari sistem. Dimana pada pilihan ini, opsi ACPI akan diaktifkan.
  2. Boot FreeBSD with ACPI disabled, terkadang sistem komputer yang dimiliki tidak mendukung penggunaan ACPI. Jika ini yang terjadi, maka bisa digunakan pilihan nomor dua.
  3. Boot FreeBSD in Safe Mode, booting sistem dengan konfigurasi hardware yang minimal atau yang perlu saja.
  4. Boot FreeBSD in single user mode, booting hanya dengan satu user (yaitu root), dan tidak boleh ada user lain yang bisa login.
  5. Boot FreeBSD with verbose logging, booting sistem dengan berbagai macam log (catatan).
  6. Escape to loader prompt, kembali ke menu prompt yang dapat menginputkan perintah booting.
  7. Reboot, menghidupkan ulang komputer.

Tekan Enter atau biarkan selama 10 detik, berarti pilihan pertama yang akan digunakan (dengan dukungan ACPI). Jika kemudian sistem komputer menjadi hang, hidupkan ulang komputer dan booting dengan pilihan nomor dua (ACPI disabled).

Pada saat booting ini, terjadi proses yang dinamakan probing devices atau pengenalan perangkat keras yang terpasang pada komputer. Tunggu beberapa saat sampai muncul menu untuk memulai proses instalasi.

Mulai Menginstal FreeBSD

Proses instalasi diawali dengan pemilihan negara. Pilihlah negara Indonesia atau negara lain yang diinginkan.

Gambar 1.3 Tampilan Menu Pemilihan Negara

Gunakan tombol Up atau Down untuk memilih, dan tombol Tab ke arah label “OK” serta Enter untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

Kemudian terdapat beberapa pilihan penggunaan keyboard, dimana standar dari sistem FreeBSD sendiri menggunakan keyboard United State (US). Pengguna dari negara yang terdapat dalam daftar tersebut dapat memilih sesuai negara masing-masing. Indonesia sendiri dapat menggunakan standar bawaannya FreeBSD, yaitu USA ISO seperti pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Tampilan System Console Keymap

Tekan Enter untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Ada sebuah utilitas yang membantu dalam proses instalasi FreeBSD yang dinamakan Sysinstall. Sysinstall ini selain dapat mengatur proses instalasi, juga dapat melakukan konfigurasi sistem. Sysinstall tidak hanya dapat digunakan saat instalasi saja, tapi juga bisa dipanggil setelah proses instalasi selesai dengan mengetikkan perintah berikut pada console.

# sysinstalls

Gambar 1.5 Tampilan Menu Utama Sysinstall

Sistem menu pada Sysinstall dikendalikan oleh tombol panah, Enter, Space, dan tombol lainnya. Untuk melihat fungsi dan informasi tentang penggunaan Sysinstall, bisa dilihat pada menu Usage. Caranya dengan mengarahkan kursor pada pilihan Usage, kemudian pilih tombol Select dan tekan Enter seperti pada gambar 1.5.

Ada beberapa menu utama yang dapat dipilih, berikut ini penjelasan dari menu-menu yang ada tersebut:

  • Usage, petunjuk singkat tentang penggunaan menu Sysinstall.
  • Standard, pilihan instalasi standar yang dianjurkan oleh sistem.
  • Express, merupakan pilihan instalasi dengan cepat. Pilihan ini juga merupakan instalasi minimal.
  • Custom, memilih sendiri paket-paket yang mau diinstal.
  • Configure, untuk mengkonfigurasi sistem FreeBSD. Biasanya diakses setelah instalasi selesai.
  • Doc, kepanjangan dari documentation, berisi tentang instruksi instalasi dan file README.
  • Keymap, mengatur jenis keyboard yang akan digunakan.
  • Options, berfungsi untuk mengubah konfigurasi untuk instalasi yang dilakukan.
  • Fixit, memperbaiki instalasi yang pernah dilakukan.
  • Upgrade, meng-upgrade sistem yang sudah terpasang dengan versi yang ada di CD.
  • Load Config, mengambil konfigurasi instalasi dari disket yang pernah dibuat.
  • Index, menampilkan daftar istilah.

Dalam kesempatan ini, pilihan yang akan digunakan adalah Custom, agar pada proses pemilihan paket dan informasi lainnya dapat lebih dipahami. Untuk itu, arahkan kursor pada pilihan Custom dan tekan Enter.

Kemudian pilih Partition dan tekan Enter. Pada pilihan ini akan dialokasikan ruang harddisk yang kosong untuk digunakan oleh FreeBSD.

Gambar 1.6 Tampilan Menu Custom Installation

Melalui menu Partition, akan diatur tentang penggunaan seluruh isi harddisk sebagai partisi FreeBSD (slice) ataukah hanya sebagian saja. Dalam contoh ini, akan digunakan seluruh isi harddisk sebagai slice FreeBSD.

Gambar 1.7 Tampilan FDISK Partition Editor pada FreeBSD

Sebagai catatan, di FreeBSD, nama harddisk primary master, ditandai dengan ad0. Agak berbeda dengan Linux. Begitupun dengan sistem partisinya. Di FreeBSD, partisinya dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang dinamakan slice, kemudian slice tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa partisi-partisi yang diarahkan (mounting) ke direktori tertentu. Sedangkan di Linux, partisinya bisa tersebar, di beberapa tempat, dan masing-masing partisi tersebut mewakili satu mount point.

Jika kemudian ternyata harddisk telah dipartisi dengan format selain FreeBSD, cukup dihapus saja dengan menyorot partisinya, kemudian menekan tombol D (delete slice) pada keyboard. Pada kolom Desc akan terlihat format dari partisi yang ada.

Gambar 1.8 Keterangan Tentang Tipe Partisi

Jika semua partisi sudah dihapus, pada kolom Desc akan menunjukkan keterangan unused, partisi unused tersebut kemudian disorot, dan tekan tombol A (Use Entire Disk) serta aturlah supaya bisa boot dengan menekan tombol S. Hasil akhirnya dapat dilihat pada gambar 1.7.

Setelah semua selesai, dapat diteruskan ke menu selanjutnya dengan menekan tombol Q (Finish). Maka selanjutnya akan muncul menu untuk memasang Boot Manager. Pilih BootMgr, yang artinya akan dipasang Boot Manager FreeBSD di Master Boot Record (MBR) pada harddisk. Kemudian pilih OK dengan menekan Enter.

Gambar 1.9 Tampilan Instalasi Boot Manager

Kemudian akan kembali muncul menu Custom Installation, selanjutnya pilih menu Label seperti pada gambar 1.10, yang tujuannya untuk membagi-bagi partisi FreeBSD yang sudah dibuat tadi, menjadi direktori yang diinginkan.

Gambar 1.10 Pilihan Menu Label

Kemudian akan tampil menu untuk membagi slice harddisk ke dalam partisi-partisi untuk diarahkan (mounting) ke direktori tertentu.

Gambar 1.11 Harddisk Dikenali Sebagai ad0

Harddisk tersebut akan dikenali dengan nama ad0, sedangkan slice pertamanya dikenal dengan nama ad0s1. Skenario selanjutnya adalah membagi slice harddisk ke dalam beberapa partisi, yaitu:

  • Partisi pertama : mounting ke /, dengan ukuran : 128MB.
  • Partisi kedua : mounting ke swap, dengan ukuran : 512MB.
  • Partisi ketiga : mounting ke /var, dengan ukuran : 1GB.
  • Partisi keempat : mounting ke /usr, dengan ukuran : sisa harddisk (18GB).

Partisi keempat (terakhir), yang diarahkan ke /usr, disarankan dibuat lebih besar dari partisi yang lain atau gunakan keseluruhan sisa dari slice FreeBSD, karena hampir seluruh aplikasi di FreeBSD, secara default akan diinstal pada mount point /usr ini.

Ukuran partisi pertama yang diarahkan ke / (baca = root), sebenarnya dapat dibuat sesuai kebutuhan. Alasan utama dipilihnya ukuran 128MB, dengan pertimbangan mount point / tidak terlalu menyita ruang harddisk, karena ukuran file-file yang ditempatkan di sana biasanya lebih kecil dibanding file-file di partisi /var dan /usr.

Ukuran swap, biasanya berukuran dua kali jumlah memori yang terpasang. Partisi swap adalah memori virtual pada sistem operasi Unix. Sedangkan /var dan /usr, disesuaikan dengan fungsi dari server yang akan dibuat nantinya, karena untuk server proxy akan berbeda karakteristik penyimpanan filenya jika dibandingkan dengan server mail.

Pada server mail, partisi /var/spool akan lebih sering diakses dan bisa berukuran besar, demikian juga dengan ukuran log yang disimpan pada /var/log. Pada /usr, ukurannya biasanya lebih besar dari partisi lain, karena pada partisi inilah diletakkan file-file sumber dan file-file pendukung untuk sistem keseluruhannya. Terdapat file sumber kernel, jika akan mengkompilasi kernel setelah instalasi, atau file sumber dari semua aplikasi (Makefile) yang diletakkan di /usr/ports.

Selain itu, secara default, semua aplikasi yang dipasang melalui fasilitas ports, akan diinstal di bawah direktori /usr/local. Jadi gunakan sisa ruang harddisk untuk partisi /usr ini.

Mengapa tidak dibuat saja satu partisi untuk root yang besar sekali dan satu partisi lagi untuk swap, tentunya akan lebih sederhana. Hal ini sangat tidak disarankan karena ada beberapa alasan; Pertama, setiap partisi dari mount point, mempunyai beberapa karakteristik operasional yang berbeda, sehingga membaginya ke beberapa partisi disesuaikan dengan karakteristik masing-masing. Contohnya; partisi / (root) adalah partisi yang paling sering dibaca, tapi tidak sering untuk ditulisi, sedangkan partisi /var sering sekali untuk dibaca dan ditulisi oleh sistem. Demikian juga dengan partisi /usr/local/squid/cache, jika menginstal squid dan meletakkan direktori cache di partisi tersebut.

Kedua, dengan membagi ke beberapa partisi dan digabungkan dengan pengaturan letak partisi yang benar, misalnya meletakkan partisi yang paling sering dibaca-tulis pada bagian terluar dari piringan harddisk, akan membuat proses baca-tulis menjadi lebih cepat.

Sekarang, akan dibuat partisi pertama, dengan ukuran 128MB, mount point /. Tekan tombol C untuk membuat partisi baru, yang selanjutnya akan muncul pertanyaan mengenai ukuran dari partisi tersebut.

Untuk membuat ukuran 128MB, ketikkan 128MB pada menu yang muncul seperti pada gambar 1.12.

Gambar 1.12 Membuat Partisi / (root)

Setelah memilih OK, akan muncul menu berikutnya yang menanyakan jenis file system dari partisi yang akan dibuat, ada dua jenis file sistem yang dikenal pada FreeBSD, yaitu File System biasa dan Swap. Pilih jenis FS (File System) untuk partisi / (root).

Gambar 1.13 Tampilan Untuk Memilih Tipe Partisi

Pertanyaan berikutnya adalah letak mount point dari partisi tersebut. Ketikkan / untuk mount point partisi kesatu seperti pada gambar 1.14.

Gambar 1.14 Mount Point Untuk Suatu Partisi

Ulangi langkah seperti di atas untuk membuat partisi berikutnya. Hal yang harus diperhatikan adalah untuk partisi yang akan dialokasikan sebagai Swap, pilih jenis file system-nya Swap, bukan file system biasa (FS).

Jika semua slice telah selesai dibuat, tampilannya menjadi seperti ini:

Gambar 1.15 Hasil Pembagian Slice FreeBSD

Sebagai panduan, ada beberapa tombol keyboard yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen partisi dengan FreeBSD Disklabel Editor. Panduan ini dapat dilihat pada bagian bawah panel seperti yang tampak pada gambar 4.16.

Gambar 1.16 Tombol Perintah pada FreeBSD Disklabel Editor

Jika sudah yakin dengan partisi yang telah dibagi, tekan tombol Q (Finish), untuk mengakhiri pembuatan dan alokasi slice yang telah dibuat.

Setelah itu, akan kembali muncul menu Custom Installation, untuk menuju tahapan instalasi berikutnya, yaitu memilih distribusi file yang akan diinstal. Pilih menu Distributions seperti pada gambar 1.17.

Gambar 1.17 Pilihan Menu Distributions


Untuk memilih distribusi file apa saja yang perlu diinstal, gunakan menu Custom.

Gambar 1.18 Memilih Distribusi File yang Akan Diinstal

Pilih saja yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk memilih, gunakan tombol ç, è, é, ê dan Space Bar. Distribution file yang perlu dipilih adalah:

  • base (harus dipilih),
  • kernel (akan muncul menu berikutnya, contoh kernel) - opsi ini harus dipilih,
  • man (manual),
  • catman (manual dalam format lain),
  • proflibs (versi libraries),
  • src (akan muncul menu berikutnya, source untuk instalasi aplikasi),
  • ports (kumpulan aplikasi FreeBSD, hanya file Makefile),
  • local (aplikasi tambahan).

Gambar 1.19 Memilih Distribusi yang Harus Diinstal

Pada saat memilih menu kernels, akan muncul menu berikutnya. Pilih GENERIC. GENERIC adalah konfigurasi kernel default dari FreeBSD.

Gambar 1.20 Memilih Kernel

Setelah dipilih, tempatkan kursor pada bagian Exit (menu paling atas) kemudian tekan Enter.

Begitu pula, saat memilih menu src, akan muncul menu berikutnya seperti pada gambar 1.21.

Gambar 1.21 Sub Komponen dari Src

File pada distribusi src boleh dipilih semuanya, atau hanya yang diperlukan saja. Namun, ada beberapa source distribusi yang penting untuk dipilih, bila ingin mengkompilasi ulang kernel FreeBSD setelah tahapan instalasi ini selesai, yaitu:

  • base
  • etc
  • include
  • lib
  • libexec
  • release
  • bin
  • sbin
  • share
  • sys
  • tools

Setelah semua file yang dibutuhkan dipilih, tempatkan kursor pada menu Exit (menu paling atas) dan tekan Enter.

Selanjutnya akan kembali muncul menu sebelumnya, yaitu memilih file distribusi yang akan diinstal. Tempatkan kursor pada menu Exit (menu paling atas) dan tekan Enter. Kemudian akan kembali muncul menu untuk memilih distribusi file. Tempatkan kursor pada pilihan Exit lalu tekan Enter.

Lantas, akan muncul menu sebelum pilihan file distribution, yaitu menu Custom Installation, dan pilih pilihan Commit untuk menyetujui semua pilihan yang telah dibuat dan mulai melakukan instalasi.

Gambar 1.22 Pilihlah Commit Untuk Memulai Instalasi

Setelah dipilih OK, akan muncul pertanyaan source media yang akan digunakan untuk instalasi ini, pilih pilihan 1 (CD/DVD), kemudian tekan Enter.

Gambar 1.23 Memilih Media Instalasi

Sampai pada tahapan ini, sistem FreeBSD sama sekali belum mengubah apapun pada konfigurasi harddisk. Sampai dengan dijawab yes pada kotak dialog yang muncul seperti pada gambar 1.24.

Gambar 1.24 Konfirmasi Untuk Mulai Menginstal

Untuk konfigurasi hardware dan pemilihan software instalasi seperti ini, kira-kira membutuhkan waktu 10 menit.

Pada saat semua file telah terinstal, muncul menu pilihan ”User Confirmation Request”, yang menanyakan apakah akan kembali ke menu sebelumnya untuk mengubah pilihan yang telah dibuat. Pilih saja NO, dan tekan Enter.

Setelah itu muncul menu Custom Installation, dan saat inilah kemudian dipilih menu Exit (untuk kembali ke menu sebelumnya). Sampai muncul menu utama dari Sysinstall, Sysinstall Main Menu. Pilih Exit Install, untuk mengakhiri proses instalasi ini. Akan tampak konfirmasi apakah yakin akan keluar dari instalasi ini dan sistem akan dihidupkan ulang.

Gambar 1.25 Keluar dari Instalasi

Gambar 1.26. User Confirmation Requested

Keluarkan CD1 FreeBSD dari tempatnya, kemudian pilih Yes, tekan Enter. Sistem akan langsung reboot. Sampai disini instalasi FreeBSD 6.1 – RELEASE telah berhasil diselesaikan. Pembahasan selanjutnya adalah mengkonfigurasi sistem agar menjadi versi STABLE.

Mengeset Password root

Saat pertama kali Anda booting FreeBSD, Anda diharuskan login.

FreeBSD/i386 (Amnesiac) (ttyv0)
login:

Loginlah dengan user root dan tekan Enter.

FreeBSD/i386 (Amnesiac) (ttyv0)
login: root

Anda dapat langsung login ke console tanpa permintaan password. Benar, pertama kali Anda menginstall FreeBSD, password root Anda Null atau tidak ada. Tahapan selanjutnya adalah memberikan password root, demi alasan keamanan. Karena secara default, FreeBSD tidak memberikan password pada account root. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetikkan perintah passwd.

# passwd
Changing local password for root
New Password:
Retype New Password:

Ketikkan password yang sama sebanyak dua kali. Pada saat mengetik password ini, hasil ketikkan tidak akan nampak, karena dilindungi oleh fasilitas shadow password dari FreeBSD.

Dengan demikian, user root Anda telah dikasih password sekarang. Sehingga setiap kali Anda login menggunakan user root, maka sistem akan menanyakan password.

Lupa Password

Jika suatu saat Anda melupakan password root Anda, maka hal ini bisa diatasi dengan.

1. Reboot komputer dan pada pilihlah “Boot FreeBSD in single user mode” pada menu boot manager dengan menekan angka 4.

1. Saat diminta memasukkan jenis shell yang akan digunakan, Anda cukup tekan Enter.

Enter full pathname of shell or RETURN for /bin/sh:

2. Mounting seluruh file sistem agar kita dapat menjalankan perintah passwd.

# mount -a

3. Ubah shell Anda menjadi csh, agar lebih mudah.

# csh

4. Lantas, jalankan perintah passwd untuk mengubah password root.

# /usr/bin/passwd root

5. Selesai, reboot komputer dan login dengan password root Anda yang baru.

# reboot